Rabu, 14 September 2011

Aku Beriman maka Aku Bertanya

Banyak orang berkeyakinan bahwa pertanyaan rasional hanya akan merongrong iman. Pertanyaan kritis pun kerap dijawab dengan kaku oleh para pemuka agama. Akibatnya, kegalauan iman terus bercokol di benak para penanya. Upaya mereka dalam menyelesaikan pertentangan iman dan akal selalu terantuk kecenderungan kaum muslim untuk membakukan pendapat-pendapat ulama terdahulu. Tak pelak, kelesuan beragama mendera para mualaf dan generasi muda muslim. Mereka inilah yang paling mengalami kesukaran merajut ikatan nyata dengan Islam di tengah budaya sekuler.

Dalam buku ini, Jeffrey Lang menjelaskan mengapa ia menjadi seorang muslim. Ternyata, karena dia membaca Alquran, tentu Alquran yang memiliki terjemahannya. Apa yang menjadi pertanyaannya, terjawab tuntas setelah dia membaca lembar demi lembar Alquran tersebut. Berbagai gugatan dan kegelisahan akalnya terjawab secara menyakinkan dalam Alquran, seperti: seputar Islam, autentitas Al-quran, sifat-sifat Allah, derita manusia, dan keadilan Allah, kenabian Muhammad saw, dan sebagainya.


Buku ini sangat apa adanya, obyektif, dan ‘cukup kontroversial’. Jadi, butuh kelegowoan hati dan open mind dalam membacanya. Bagi Jeffrey Lang, pertanyaan rasional tidak akan merongrong iman. Justru, untuk menggapai iman sejati, dia menyarankan agar kita harus bisa membebaskan diri dari tradisi dan memeriksa keyakinan-keyakinan kita secara rasional. Jawaban-jawabannya Jeffrey Lang ini sangat logis dan tak terbantahkan, tapi juga membuat kita merenungi makna semua penuturan pengalaman-pengalaman spiritualnya.


Download e-book klik di sini


Blog Advertising

Tidak ada komentar:

Posting Komentar