Jumat, 27 Juni 2008

Hiburan yang berpahala

Umur manusia begitu pendek, sudah selayaknya manusia mengisi waktu demi waktu dengan segala hal yang bernilai ibadah. Bukan dngan hal-hal yang sia-sia dan tak berguna. Karena setiap gerak gerik, ucapan dan setiap hembusan nafas selalu ada malaikan yang mencatat segala amal perbuatannya. mestinya, ia tidak ingin lembaran amalnya dipenuhi dengan hal-hal yang tak memiliki nilai ibadah.
Tapi, hati manusia memiliki masa-masa semangat, namun pada batas tertentu, pada masa tertentu merasa penat pula. Adalah wajar jika seseorang mencari sesuatu yang bisa menghibur hatinya, sesuatu yang berupa hall-hal yang menyenangkan, sekaligus menjadi penawar bagi aktivitas dan beban pikiran yang melelahkan. Hanya saja, rata-rata hiburan yang dipilih oleh manusia itu termasuk hiburan yang sia-sia, ada yang melenakan dari ketaatan, dan adalagi yang jelas bernilai sebagai kemungkaran. Orang cerdas akan menjatuhkan pilihannya pada aktivitas yang bisa mengumpulkan dua kebutuhan itu, hati bisa terhibur namun tetap memiliki nilai pahala, tidak dianggap laghwun dan sia-sia. Apa itu? Nabi SAW bersabda "Setiap permainan laghwun yang dilakukan seorang muslim adalah bathil, kecuali dia melemparkan panah dengan busurnya, ketika melatih kudanya, dan bercanda dengan istrinya. ketiga hal ini adalah al-haq." (HR Tirmidzi, beliau berkata, "hadits hasan shahih")
Secara umum, manusia menganggap ketiga aktivitas itu termasuk hiburan yang menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi, ternyata hiburan itu bernilai ibadah.
Memanah, Hiburan yang mengantar ke Jannah
Banyak sekali motivasi Nabi SAW kepada ummatnya untuk belajar memanah. diantaranya, sabda Nabi SAW: "Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam Jannah karena satu anak panah, orang yang mmbuatnya dngan tujuan baik, orang yang melmparkannya dan orang yang menyiapkannya. hendaklah kalian memanah dan berkuda, sedangkan memanah lebih aku sukai daripada berkuda." (HR Tirmidzi, beliau berkata, "hadits hasan shahih").

Ada pahala pahala bagi yang membuat panah, ada ganjaran bagi yang melemparkan panah, dan dijanjikan jannah orang yang menyiapkan anak panah bagi yang hendak memanah, dan tidak sia-siak mengambil anak panah dari tempat sasaran ketika latihan. Inilah sisi yang tidak tergantikan dari keutamaan memanah, meskipundalam banyak hal fungsi panah bisa diganti dengan senjata-senjata modern
Berlatih mengendarai kuda
Hampir tak ada yang menyanggah, belajar mengendarai kuda itu adalah hiburan yang menyenangkan. dalam banyak hadits Nabi SAW juga memberikan dorongan kepada umatnya untuk melatih kudanya, berlatih mengendarai kuda, hingga lomba berpacu kuda sering diadakan di zaman Nabi SAW. Meskipun secara fungsi, sebagian tergantikan dengan alat transportasi modern, namun ada sisi yang tak bisa tergantikan. Nabi SAW menyebutkan keutamaan kendaraan kuda, Allah telah tetapkan pada ubun-ubun kuda itu terdapat kbaikan hingga hari kiamat, sebagaimana di sebutkan oleh Nabi SAW: "Pada ubun-ubun kuda itu, telah ditetapkan kebaikan, hingga hari Kiamat." (HR Bukhari)

Terlalu mengada-ada jika mengqiyaskan kuda dalam hadits ini dengan kendaraan yang ada zaman ini.
Bercanda dengan istri
Jika rumah tangga berjalan normal dan harmonis, canda antara suami dan istri adalah hiburan yang menyenangkan. bukan saja hati menjadi tenteram dan damai, tapi juga syahwat yang tersalurkan di tempat yang halal. brtambah lengkap kebahagiaan, karena ini tercatat sebagai sedekah. Hingga seseorang prnah brtanya kepada Nabi SAW, "Apakah salah seoarng diantara kami memperoleh pahala, padahal ia melampiaskan syahwatnya?" Maka Nabi SAW menjawab "Bagaimana pendapatmu jika syahwat itu disalurkan ke tempat yang haram, bukankah ia mendapat dosa? Begitulah jika ia salurkan di tempat yang halal, maka ia mendapatkan pahala," (HR Muslim).

Semoga Allah menjadikan kecenderungan kita kepada hal-hal yang bernilai ketaatan, dam menjauhkan dari perkara sia-sia dan dosa. Amin.

Sumber : Majalah Ar-Risalah Edisi 84 Th.VII

Blog Advertising

Tidak ada komentar:

Posting Komentar