Rabu, 12 Maret 2008

Fase Perkembangan Anak Menurut Syariat

Pendidikan anak pada masa anak-anak harus mampu memberikan bekal-bekal utama yang mereka butuhkan ketika mnjadi manusia mandiri pada masa taklif. Pepatah arab mengatakan "Belajar diwaktu kecil bagaikan memahat diatas batu, blajar dimasa dewasa bagaikan menulis di atas air". Berikut ini adalah fase-fase perkembangan anak menurut syariat:

Bayi
Gelombang otak dalam kondisi alva. Pada kondisi alva, otak kita memiliki konsentrasi tunggal, fokus tetapi rileks. Kondisi ini mmungkinkan otak menangkap berbagai rangsangan secara kuat.
Pada masa inilah, anak-anak mulai mempelajari ketrampilan dasar, seprti memakan makanan padat, belajar berjalan, belajar berbicara, srta mmprsiapkan diri untuk membaca.
50% dari perkembangan fisik otak sudah dicapai pada usia 2 tahun.

Anak-anak (Thufulah)
Pada masa ini, anak-anak mulai mempelajari perbedaan seks, belajar membedakan antara benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
50% dari perkembangan intelktual sudah dicapai pada usia 4 tahun.

Tamyiz
Tamyiz artinya membedakan. Pada masa ini, anak-anak mulai membedakan antara yang baik dan buruk. Anak mulai mengembangkan peran sosial, pengertian moral, dan tingkatan nilai. "Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat dikala mereka usia 7 tahun, dan pukullah mereka jika tidak mengerjakan shalat dikala usia 10 tahun, dan pisahkanlah tidur mereka." (H.R Abu Daud).
Lonjakan prkmbangan otak berakhir pada usia 10 tahun. Selanjutnya, otak berekmbang sangat lambat.

Akil Balig
Akil balig artinya akalnya sampai. Pada fase ini, kemampuan rasionya mulai berkembang, Perkembangan rasio akan mewarnai berbagai tindakannya. Anak belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab, belajar turut berbagi rasa dengan orang lain, belajar bersaing sekaligus belajar bekerja sama, serta bersikap sportif.
Pada usia 12 tahun, perkembangan fisik otak sudah tahap sempurna.

Taklif
Taklif artinya tanggung jawab. Pada fase ini, anak sudah dikenai kewajiban agama. Semua perbuatan menjadi tanggung jawab pribadinya, dan tidak lagi ditanggung orang tuanya. Tanggung jawab yang dipikul mliputi ibadah, muamalah (kemasyarakatan), munakahah (pernikahan), dan jinayah (peradilan). Pada usia ini, fisik berfungsi secara maksimal dan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang sukar. Pada usia ini juga, manusia menguasai ketrampilan motorik baru serta kecepatan respons. Secara mental dan intelektualpun, pada usia ini manusia mengalami puncak pertumbuhan, mereka menguasai penalaran analogis dan berpikir kreatif.
Pada akhir masa remaja, kelenturan otak kita menurun.
(Sumber: DAR! mizan Publishing House)
Blog Advertising

1 komentar: